Masjid Fujikawaguchiko Jepang baru saja diresmikan 15 November 2020 dan dengan wawasan luasnya sang Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Miftakhul Huda bersedia melakukan kolaborasi dengan pemerintah Jepang. Salah satunya lewat promosi budaya kuliner halal dan seni hadroh. "Melalui peran aktif dalam kegiatan kebudayaan Matsuri atau festival yang ada di Jepang," tambahnya.
Perkembangan Islam di Jepang memang cukup menggembirakan. Salah satunya ditandai dengan peresmian Masjid Fujikawaguchiko, Ahad (15/11/2020). Masjid tersebut berlokasi di kawasan gunung Fuji, yakni Prefektur Yamanashi, Nantodome gun, Fujikawaguchiko cho, Funatsu, Jepang. Masjid tersebut asalnya adalah hotel kapsul. Namun oleh Japan Halal Certificate Promotion Organization (JHCPO), sejak awal Agustus 2020, direnovasi untuk menjadi masjid. Renovasi ini dibantu secara sukarela oleh orang Indonesia, terutama kader NU di Jepang. JHCPO adalah organisasi Islam Jepang yang menekankan kerja sama dengan banyak negara untuk menjadi jembatan antara Jepang dan umat Islam di negara negara itu.
Kendati masih banyak yang harus diperbaiki, seperti tempat wudhu di bagian luar, speaker, dan sebagainya, tapi awal November 2020, masjid Fujikawaguchiko mulai bisa dipakai beribadah untuk umum. “Nanti juga akan dilengkapi dengan restoran dan café halal di bagian depan masjid,” jelas Ustadz Huda, sapaan akrabnya. Masjid tersebut menurut Huda, berada di pinggir danau Kawaguchi dan berlatarbelakang gunung Fuji.
"Keberadaan masjid Fujikawaguchiko sangat diharapkan oleh umat Islam Jepang. Sebab, gunung Fuji merupakan destinasi wisata yang cukup populer dan cukup laris dikunjungi oleh wisatawan, termasuk umat Islam." Orang Indonesia dan umat Islam lain yang berada di Jepang, cukup antusias menyambut kehadiran masjid itu, tambahnya. Kelak, masjid tersebut diproyeksikan tidak hanya sebagai tempat shalat, tapi juga jadi Islamic Center, pusat makanan halal, venue (lokasi) pernikahan, dan bahkan menjadi salah satu tujuan favorit wisata reliji.
“Karena itu, tempat ibadah dan restoran halal, sangat dibutuhkan di kawasan gunung Fuji." Yang menggembirakan, tambah Ustadz Huda, pihak JHCPO mempercayakan pengelolaan masjid tersebut kepada NU Jepang melalui Dewan Kemakmuran Masjid (semacam takmir), sehingga berkesempatan untuk mewarnai kegiatan masjid dengan warna NU, termasuk penentuan imam, khatib dan sebagainya. “JHCPO bahkan Pemerintah Jepang cocok dengan NU karena wajah Islam kami tampilkan wajah yang sejuk, damai, saling mengasihi, dan jauh dari wajah garang dan menakutkan,” lanjut Huda lagi.
Dalam kesempatan itu, Direktur JHCPO, Abdul Qudir Kato menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya bertujuan untuk mewujudkan satu dunia melalui Islam. Yakni dunia yang aman dan damai serta jauh dari kekerasan. Tak lupa, sosok muallaf sejak tahun 2014 itu juga mengucapkan terima kasih kepada warga Indonesia, termasuk Kedutaan Besar Republik Indonesia yang dinilainya telah banyak membantu sejak awal. Sementara itu telah terbit buku baru yang sangat menarik, "Rahasia Ninja di Jepang" mengenai berbagai hal rahasia terkait "mata mata" ninja yang beroperasi di Jepang sejak ratusan lalu lalu, informasi lebih lanjut ke: [email protected]